Persatuan Pencak Silat Margaluyu Pusat (Cikuya) Cabang Bali
SEKILAS SEJARAH BERDIRINYA
PGB/ PPS MARGA LUYU CIKUYA, CICALENGKA
Perguruan
tenaga dalam di Indonesia yang menerapkan keilmuan Margaluyu banyak
yang berganti nama dan sebagian menggunakan atribut Margaluyu sekedar
untuk menarik minat anggota, untuk menjawab keraguan akan keaslian ilmu
Margaluyu maka akan kami paparkan sejarah keilmuan Margaluyu yang
sesungguhnya dan terpercaya sebagai berikut.
Bp.
S. Andadinata berguru kepada Mama Mahdi, Mama Kahri, Mama Syah Bandar
dan Mama Kahir, sehingga tercipta jurus yang disarikan menjadi 10 jurus
dari ratusan jurus yang dipelajari. Beliau juga mempalajari ilmu-ilmu
kebatinan, ilmu hikmah dari beberapa guru antara lain Mama Singa (
Cikole ) dari desa Cinunuk, Mama Sutawijaya/ Ajengan Asep Samsudin dari
keraton Kasepuhan Cirebon, Pangeran Bantal Waru dari daerah pesisir
Selatan, Mama Mohammad Kahfi dari Garut, Mama Abdulah, Mama Soma dan
masih banyak lagi dan mempunyai saudara seperguruan anatara lain Bp.
Mohammad Nuh, Bp. E. Soehendi, Bp. R. Hamim, Bp. Nampon dan Bp. Uwen. Bp.
Andadinata mempunyai isteri satu yaitu Ibu Sukaesi dan mempunyai murid
pertama ( I ) pada tahun 1928 yang berjumlah tujuh ( 7 ) orang yaitu :
- Bp. Adi Wikarta
- Bp. H. Idi
- Bp. Winata
- Bp. Ucun
- Bp. Ahmad
- Bp. Arja
- Bp. Andi Rohaendi
Pada
hari Rabu Kliwon, 31 Januari 1933 Bp. Andadinata, Bp. Nampon dan Bp. R.
Hamim memberi nama perguruan dengan nama Persatuan Gerak Badan Penca
Marga Luyu, Marga berarti JALAN sedangkan Luyu dari kata SALUYU yang
berarti bersatu/ kompak, sehingga Marga Luyu dapat diartikan sebagai
JALAN PERSATUAN, yaitu jalan persatuan melawan penjajahan Belanda,
dengan Guru Besar Bp. S. Andadinata, sedangkan Bp. Andi Rohaendi sebagai
penulisnya. Disisi
lain Idid Junaedi ( Lahir 1938 ) sejak berumur 9 tahun oleh orang
tuanya dititipkan (dingengerkan;bhs Jawa) kepada Abah S.Andadinata yang
pada mulanya untuk membantu pekerjaan rumah Abah S. Andadinata yang juga
adalah teman bermain anaknya ( Mang Ujang ) sebagai hadiahnya Idid
kecil diberikanlah Jurus Silat oleh Abah S. Andadinata, salah satu jurus
yang terkenal dari Abah S. Andadinata adalah Peksi Muih.
Setelah
Idid tumbuh dewasa barulah diajarkan jurus-jurus Marga Luyu, untuk itu
Abah Anda menugaskan Mang Uwen ke Garut untuk melatih, akhirnya semua
dapat diselesaikan dengan singkat dan ilmu makrifatnya Marga Luyu
diterima langsung dari Abah Andadinata.
Abah
Anda menugaskan Idid Junaedi untuk mencari guru-guru silat untuk
menimba kekayaan ilmu silat Marga Luyu selama 30 tahun dan akhirnya Bp.
Idid Junaedi berhasil meramu ilmu silat yang didapat dari seantero Jawa
Barat menjadi Ilmu Silat PPS “ MARGA LUYU PUSAT ‘ Cikuya, Cicalengka. Karena zaman itu zaman penjajahan maka secara diam-diam banyak yang berlatih dengan tujuan untuk melawan penjajah.
Semakin
hari semakin banyak orang yang belajar di padepokannya yang terletak di
desa Cikuya, Cicalengka Bandung. Sebagai murid tersayang, Bp.Andi
Rohaendi banyak mewakili Bp. Andadinata dalam hal melatih
murid-muridnya, diantaranya Bp. M. Sholeh, Bp. Sukapjo, Bp. Dan
Suwaryono dan lain-lain. Bp.
Dan Suwaryono dikelak kemudian hari banyak mempunyai murid-murid yang
menjadi perguruan-perguruan besar di Indonesia antara lain ; RM. Hartono
Suryo Pratinyo SH (Perisai Diri Rohani ), dan terus berkembang menjadi
banyak pergururan anatara lain: Prana Shakti, Satria Nusantara, Mahatma,
Radiasi Tenaga Dalam, Bunga Islam dll, semua itu berakar dari keilmuan
Marga Luyu yang dikembangkan oleh Bp. Dan Suwaryono. Pada
tahun 1951 Bp. M. Sholeh merantau ke daerah Kulon Progo DIY dan mulai
mengembangkan Marga Luyu di daerah tersebut dan disinilah Marga Luyu
berkembang dengan tujuan untuk melawan penjajah. Semakin hari semakin
banyak orang yang belajar di padepokannya yang terletak di desa Cikuya,
Cicalengka Bandung. Sebagai murid tersayang, Bp.Andi Rohaendi banyak
mewakili Bp. Andadinata dalam hal melatih murid-muridnya, diantaranya
Bp. M. Sholeh, Bp. Sukapjo, Bp. Dan Suwaryono dan lain-lain. Bp.
Dan Suwaryono dikelak kemudian hari banyak mempunyai murid-murid yang
menjadi perguruan-perguruan besar di Indonesia antara lain ; RM. Hartono
Suryo Pratinyo SH (Perisai Diri Rohani ), dan terus berkembang menjadi
banyak pergururan anatara lain: Prana Shakti, Satria Nusantara, Mahatma,
Radiasi Tenaga Dalam, Bunga Islam dll, semua itu berakar dari keilmuan
Marga Luyu yang dikembangkan oleh Bp. Dan Suwaryono. Pada
tahun 1951 Bp. M. Sholeh merantau ke daerah Kulon Progo DIY dan mulai
mengembangkan Marga Luyu di daerah tersebut dan disinilah Marga Luyu
berkembang dengan pesat. Karena pekerjaannya sebagai pedagang, Bp.
Sholeh merantau lagi ke daerah Dinoyo-Malang Jawa Timur, disana beliau
juga mengembangkan Marga Luyu sehingga semakin dikenal. Selain kedua
daerah itu, beliau juga mengembangkan di daerah Jawa Tengah, antara lain
Banjarnegara, Wonosobo, Purwokerto. Maka tidaklah mustahil bila di
daerah tersebut Marga Luyu juga berkembang sampai sekarang, baik dengan
nama Marga Luyu maupun tidak. Di
DIY pelatihan di bawah naungan Bp. M. Sholeh terus berjalan dan
berkembang dengan pesat. Tahun 1982 Bp. M. Sholeh meninggal dan
murid-muridnya yang di DIY khususnya di Kentheng Nogotirto yang menjadi
basis latihan terjadi kekosongan seorang guru/ pelatih, sampai tahun
1985 karena usaha dan bertanya di salah satu keluarga Marga Luyu di
Purwokerto kita menemukan jejak guru Marga Luyu di Pusat. Sejak itu Bp.
Andi Rohaendi yang berkedudukan sebagai guru besar Marga Luyu Pusat
berkenan melaksanakan pengharkatan/ pengisian. Semenjak itulah hampir
empat bulan sekali Bp. Andi Rohaendi berkenan datang bersama dengan
adiknya Bp. Ishak untuk mengharkat murid-muridnya. Pada
tanggal 23 November 1997 Bp. Andi Rohaendi dipanggil menghadap Tuhan,
tetapi orang kepercayaan beliau yaitu Bp. Ishak melanjutkan sebagai
sesepuh di Marga Luyu. Namun usia Bp. Ishak juga tidak lama karena pada
tahun 1998, beliau meninggal dunia. Sebagai gantinya adalah Bp. Idid
Junaedi, murid termuda Abah Anda yang bertugas memegang PPS Marga Luyu
Pusat Cikuya Cicalengka yang berkedudukan dikampung Cikuya, Cicalengka
dan pada beliaulah PGB/PPS Marga Luyu Pusat bernaung.
RINGKASAN
- Eyang Mahdi adalah penemu/ pencipta jurus 1
- Eyang Kahri adalah penemu/ pencipta jurus 8
- Eyang Syah Bandar adalah penemu/ pencipta jurus 3, 5 dan 7
- Eyang Kahir adalah penemu/ pencipta jurus 2, 4, 6, 9 dan 10
- Alm. Bp. Andadinata adalah penerus/ Guru Besar yang mengembangkan ilmu Penca Marga Luyu. Disinilah keterpaduan dari 5 unsur alam, dan Abah Andadinata wafat pada tanggal 26 Januari 1969.
- Alm. Bp. Andi Rohaendi adalah sesepuh Marga Luyu dan salah satu diantara tujuh murid pertama dari Abah Andadinata. Beliau wafat pada tanggal 27 November 1997.
- Alm Bp. Ishak DJ adalah penerus dari sesepuh Marga Luyu. Beliau adalah adik dari Alm. Bp. Andi Rohaendi.
- Bp. Idid Junaedi adalah murid terakhir Abah Andadinata sebagai Pelatih Pusat yang memegang Pencak Silat sebagai pewaris/ sesepuh dari PGB/ PPS Marga Luyu Pusat yang berpusat di Cikuya, Cicalengka, Bandung.
0 komentar:
Posting Komentar