1

kajian margaluyu 151

Rabu, 20 November 2013
Share this Article on :
Selamat Datang Di Si Setiap Langkah Harus Dengan Arti, Setiap Langkah Harus Dengan Pikiran, Sebelum Melakukan Harus Hati-Hati, Kalau Jelas Itu Jelek/Buruk Dijauhi

KAJIAN MARGALUYU 151



"...Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar."  (QS Al Baqarah 111)

=========================================================
Berikut adalah bukti hasil scan Buku panduan perguruan padepokan pusat "Margaluyu" 151.
=========================================================

Sampul depan

=========================================================



Sebagaimana ditulis dalam bukti scan diatas, dikatakan bahwa Margaluyu dilahirkan pada tanggal 6 juni 1555 di kota yogyakarta.

Pertanyaan pertama : "benarkah pada tanggal 6 juni 1555 kota yogyakarta sudah ada?"

Menurut sejarah nasional bangsa Indonesia, dikatakan bahwa kesultanan mataram berdiri pada abad ke 17. Untuk mengetahui kapan berdirinya kota yogyakarta, maka kita harus mengurut terlebih dahulu sejarah kesultanan mataram.

Di Wikipedia tertulis jelas bahwa pada tahun 1558 Ki Ageng Pemanahan dihadiahi wilayah Mataram oleh Sultan Pajang Adiwijaya atas jasanya mengalahkan Arya Penangsang. Dengan demikian, mataram masih berupa wilayah kosong dan belum berbentuk kerajaan.

Pada tahun 1577 Ki Ageng Pemanahan membangun istananya di Pasargede atau Kotagede.

Pada tahun 1584 Ki Ageng Pemanahan meninggal. Lalu Sultan Pajang mengangkat Sutawijaya, putra Ki Ageng
Pemanahan sebagai penguasa baru di Mataram, bergelar "Ngabehi Loring Pasar" (karena rumahnya di utara pasar).

Dan pada tahun 1588 Mataram menjadi kerajaan dengan Sutawijaya sebagai Sultan, bergelar "Senapati Ingalaga Sayidin Panatagama" artinya Panglima Perang dan Ulama Pengatur Kehidupan Beragama.

Kesimpulan : Pada tahun 1555, kesultanan mataram belum ada, mataram masih sebuah wilayah kosong yang kemudian dihadiahkan kepada Ki Ageng Pemanahan pada tahun 1558. Dan pada tahun 1588 kesultanan mataram baru berdiri. Jadi apa yang tertulis di bukti scan diatas terlihat upaya pengkaburan sejarah nasional bangsa indonesia.

Pertanyaan ke dua : "Apakah saat itu kesultanan ngayogyakarta hadiningrat dan kota yogya sudah ada?"

Sekali lagi kita kutip apa yang tertulis di wikipedia berdasar berbagai sumber sejarah yang resmi dan diakui keabsahannya.

Dengan ditandatanganinya Perjanjian Giyanti (13 Februari 1755) antara Pangeran Mangkubumi dan VOC di bawah Gubernur-Jendral Jacob Mossel, maka Kerajaan Mataram dibagi dua. Pangeran Mangkubumi diangkat sebagai Sultan dengan gelar Sultan Hamengkubuwana I dan berkuasa atas setengah daerah Kerajaan Mataram. Sementara itu Sunan Paku Buwono III tetap berkuasa atas setengah daerah lainnya dengan nama baru Kasunanan Surakarta dan daerah pesisir tetap dikuasai VOC.

Sultan Hamengkubuwana I kemudian segera membuat ibukota kerajaan beserta istananya yang baru dengan membuka daerah baru (jawa: babat alas) di Hutan Paberingan yang terletak antara aliran Sungai Winongo dan Sungai Code. Ibukota berikut istananya tersebut tersebut dinamakan Ngayogyakarta Hadiningrat dan landscape utama berhasil diselesaikan pada tanggal 7 Oktober 1756.

Kesimpulan : Hal ini membuktikan, bahwa Sri Sultan Hamengkubuwana I membabat suatu hutan dan dijadikan sebagai suatu kawasan daerah kesultanannya. Dan Landscape utamanya baru selesai pada tahun 1756.

Hal ini juga membuktikan adanya indikasi pemalsuan sejarah oleh penulis buku panduan "Margaluyu" 151 tersebut, yang mengatakan bahwa pada tahun 1555 kota Yogyakarta sudah ada, padahal sejarah nasional menyatakan sebaliknya, selang dua abad kemudian, yakni pada tahun 1756 kota yogya baru ada. Lalu dari manakah dasar argumen sang penulis buku panduan tersebut? Apakah dia mendapatkannya dari sumber sejarah yang resmi atau sekedar hasil ciptaan anggan-angannya untuk tujuan tertentu?

Selain itu dikatakan dalam scan diatas bahwa Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma sudah berusia 23 tahun dan sudah memangku jabatan sebagai raja Mataram. Hal semacam ini sangat absurd dan kacau sekali, karena tidak sesuai fakta sejarah yang menyatakan bahwa Sultan Agung justru dilahirkan pada tahun 1593 dan wafat pada tahun 1645.

Kita kembali kepada akal sehat kita, mungkinkah seseorang yang lahir pada tahun 1593 bisa mendirikan kerajaan pada tahun 1555? Bahkan orang-orang suci sekelas para Nabi dan Rasul pun tidak ada yg seperti itu, apakah dengan demikian sama saja dengan menyatakan Sultan Agung lebi "Suci" dari para Nabi dan Rasul, hingga belum lahirpun sudah bisa membuat suatu kesultanan yang besar?

Jika pembaca orang yang cerdas tentu dapat menilai kesimpangsiuran sejarah versi buku 151 tersebut, dan jika para pembaca adalah insan yang beragama dan berakhlak mulia, tentunya akan meninggalkan sejarah palsu seperti itu dan mencari kebenaran yang sejati.

Dan inilah bukti pertama dari saya untuk menunjukkan bahwa kami (MLP) adalah orang-orang yang benar berdasar dalil surat Al-Baqarah 111 di atas. Apakah dari pihak saudara-saudara kami warga 151 bisa menunjukkan counter evidence atau sanggahan disertai bukti yang dapat dipertanggung jawabkan keabsahannya?
==============================================================


Dari bukti selanjutnya, dikatakan bahwa Sultan Agung memberikan amanat kepada Andadinata yang berusia 70 tahun untuk meneruskan keilmuan Surodiro Jaya NIngrat Lebur Dening Pangastuti dengan nama Margaluyu.

Benarkah demikian?

Dalam Scan di atas dikatakan bahwa Andadinata berasal dari Cicalengka, dan itu memang benar adanya, saya tidak akan menyanggahnya.

Namun yang jadi permasalahan, apakah pada saat itu (pada tahun 1555), kota Cicalengka sudah ada?

Sekarang kita lihat sejarah resmi kota bandung dan sekitarnya.

Kabupaten Bandung lahir melalui Piagam Sultan Agung Mataram, yaitu pada tanggal 9 bulan Muharram tahun Alif atau sama dengan hari sabtu tanggal 20 April 1641 Masehi. Bupati pertamanya adalah Tumenggung Wiraangunangun (1641-1681 M). dari bukti sejarah tersebut ditetapkan bahwa 20 April sebagai Hari Jadi Kabupaten Bandung. Dan pada saat itu Cicalengka masih berupa kawasan hutan tidak berpenduduk.

JIKA pada tahun 1555 dikatakan bahwa Andadinata yang berasal dari Cicalengka dan sudah berusia 70 tahun, lalu mengapa bertentangan dengan fakta sejarah yang menyatakan bahwa pada tahun 1641 saja Cicalengka belum ada?

Inilah bukti kedua yang saya ajukan pada warga 151, apakah ada sanggahan dengan menunjukkan bukti-bukti yang kuat?

=================================================================


Inilah kesalahan fatal penulis buku panduan tersebut, dikatakan bahwa Abah Andadinata berusia 400 tahun lebih, dan dikatakan wafat pada tanggal 6 juni 1969. Sekarang silahkan anda sekalian lihat apa yang tertera dengan jelas di nisan makam Abah Andadinata, meninggal pada usia berapa, dan pada tanggal serta tahun berapa?



Anda sekalian tentu yang masih sehat matanya tentu bisa membacanya dengan jelas kan?

==================================================================
ADA APA DENGAN TANGGAL 6 JUNI ?
==================================================================

Saya sedikit tergelitik dengan tulisan si penulis buku yang selalu mencantumkan tanggal 6 juni. Saya akan flashback sekilas :
Mitos 6 juni dalam buku panduan 151 :
  1. 6 juni 1555 diciptakannya ilmu surodiro jaya ningrat lebur dening pangastuti
  2. 6 juni 1946 margaluyu disyahkan oleh presiden soekarno
  3. 6 juni 1969 abah andadinata wafat
  4. 6 juni 1959 pengusulan AD/ART dan pedoman suci 151 dan peresmian berkibarnya 151 dengan lambang tangan mengepal memegan petir.
Adalah fakta, bahwa bung karno lahir pada tanggal 6 juni, nampaknya si penulis karena kecintaannya terhadap sang proklamator "memaksakan" tanggal 6 juni sebagai waktu-waktu yang sakral dan peristiwa-peristiwa penting. Apalagi ditambah dengan sesumbar ada pengesahan dari bung karno, sekarang adakah surat bukti pengesahan? Tidaklah mungkin jika suatu organisasi disahkan oleh seorang pejabat tanpa adanya surat pengesahan yang resmi. Apakah 151 bisa menunjukkan buktinya?

===========================================================



Dikatakan bahwa Pak Efendy berhasil "menamatkan" seluruh ilmu margaluyu dalam tempo 3 tahun, tapi faktanya adalah keilmuan margaluyu tidak ada tamatnya, seseorang wajib terus menimba dan mengolah ilmunya, hingga tidak menutup kemungkinan sang murid lebih hebat dari sang guru, hal itu sudah menjadi hal yg lumrah di Margaluyu Pusat
Tapi tetap saja, guru harus selalu menjadi panutan dan dihormati.  Tapi guru macam apa? Ya jelas guru yang luhur ilmu dan budi pekertinya, bukan yg hanya berdasarkan mitos tidak jelas dan tidak bisa dibuktikan ke absahannya.

Dikatakan bahwa tahapan terakhir keilmuan margaluyu adalah TAR atau Tarekat. Di dunia ini ada berapa macam tarekat? Dan tarekat macam apa yang dianut guru besar 151? Apalagi dgn prosesi jamasan keris yang menurut budaya jawa, prosesi jamasan keris untuk mencegah bala (penyakit) pada anak-anak. Orangtua saya dan beberapa orangtua di jawa masih mempraktekkan hal tsb.

Bagaimana penjelasan ilmiah mengenai jamasan keris yg dikatakan bisa menolak bala (penyakit), di keris biasanya sudah di oelskan warangan (sejenis racun anti bakteri), dgn sering menepukkannya ke kulit, maka bakteri-bakter penyebab penyakit bisa mati.Adakah Tarekat di MLP? Jawabnya ada, tapi bukan bagian dari MLP.

Tarekat itu di dirikan oleh syekh abdul kahfi di petaruman tarogong garut jawa barat dan bernama Tarekat Haqmaliyah. Tarekat tersebut sampai saat kini masih eksis. Warga MLP tidak diwajibkan mengambil Tarekat, karena tarekat itu hanya salah satu jalan untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

Ada yang lucu dari pernyataan diatas, dikatakan bahwa tatacara wisuda harus dgn rajah agar tidak bisa dipalsukan dan supaya tidak bisa mewisuda sendiri.

Saya terbahak2 membacanya, semua warga MLP, jika sudah dinilai baik oleh gurunya maka diberi doa untuk pewisudaan. Berbeda dgn 151 bahwa hanya pak efendy yang boleh mewisuda karena "katanya" sudah dapat mandat dari eyang andadinata.

Nah, kalo pak efendy wafat, lalau siapa yg berhak mewisuda? karena salah satu syaratnya menurut pak efendy harus ada mandat dari eyang andadinata, sedangkan eyang andadinata menurut buku diatas sudah wafat. Apakah ada murid2nya pak efendy yang pernah bertemu eyang andadinata? Jikalau bertemu dalam bentu "penampakan", apakah manusia akan dgn bodohnya langusng percaya, tentunya harus ada pembuktian bukan?

Hal tsb dilakukan gubes 151 tiada lain agar aliran uang terus berputar kembali ke dia, hingga tambang emasnya pun semakin banyak.


Artikel Terkait:

1 komentar:

Unknown mengatakan...

belajarlah mengenal diri sendiri,anda tidak perlu mengenal sesuatu yang anda sendiri tidak mengenalnya,,,,anda harus istigfar

Posting Komentar